Djohar dinilai masih dianggap sebagai terhukum bersama Sihar Sitorus, Bob Hippy, Widodo Santoso, Farid Rahman, dan Tuti Dau. Sementara, dua klub yang terhukum, yakni Persema Malang dan Persibo Bojonegoro.
Djohar sempat menerima sanksi kode etik karena diketahui melakukan pertemuan dengan pihak Kemenpora sebagai Ketua PSSI saat terjadi pembekuan. Padahal, saat itu Djohar sudah tidak menjabat sebagai ketum dan dihukum tidak boleh terlibat dalam sepak bola selama seumur hidup.
Baca:Ditolak Voters, Djohar Arifin Gagal Mencalonkan Diri sebagai Ketum PSSI
Diusirnya Djohar diperparah dengan keputusan forum mencoret agenda nomor tujuh, yakni memutihkan lembaga dan orang-orang terhukum. Para voters memberikan 84 suara tidak setuju, 14 suara setuju, sedangkan tujuh suara abstain.
"Pemegang suara mayoritas tidak setuju. Keputusan untuk agenda ketujuh tidak diterima. Jadi, kita hapus," kata Plt Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan.
"Konsekuensinya bahwa orang-orang dan klub-klub itu tidak berhak berada di kongres ini. Dengan demikian, yang tidak dianggap, kami mohon keluar dari kongres ini," sambungnya.
Baca juga:Pesan Menpora kepada Ketum PSSI Terpilih
Sementara, Djohar menilai dirinya sudah terbebas dari sanksi saat Kongres Agustus lalu. Ia pun mengakui tidak merasa sakit hati dan lebih mementingkan kemajuan PSSI.
"Salah saya apa? Padahal waktu kongres sebelumnya, Agustus lalu, status saya sudah diputihkan. Sepertinya masih ada dendam," ucao Djohar.
"Ini demi kepentingan organisasi. Tapi saya masih mau membangun sepak bola usia dini," ujar mantan Ketua Umum PSSI itu.
Video: Jalan Panjang Menuju KLB PSSI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)
