Sebelum kongres dihelat, Kelompok 85 yang dimotori oleh Gusti Randa cs berkomitmen mendukung pria yang saat ini menjabat sebagai Pangkostrad. Alhasil, raihan suara Edy melesat.
Namun, di balik terpilihnya Edy, ada kekhawatiran yang muncul. Sebab, Edy didukung oleh K-85 yang notabene orang-orang lama di PSSI. Hal itu diutarakan oleh pengamat sepak bola nasional, Anton Sanjoyo.
Baca: Edy Rahmayadi Terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2016 -- 2020
"Pak Edy harus benar-benar fokus untuk membenahi organisasi. Jangan sampai diisi petualang-petualang masa lalu yang sudah terbukti gagal. Sayangnya, dia disokong produk gagal. Saya khawatir ada balas jasa memakai figur-figur yang sudah jelas gagal. Apalagi, Exco dipilih pemilik suara yang juga bagian dari produk gagal PSSI," kata pengamat sepak bola nasional Anton Sanjoyo ketika berbincang dengan Metrotvnews.com, Kamis (10/11/2016).
"Saya tidak terlalu yakin (ada perubahan di PSSI) karena di belakang Pak Edy itu kelompok 85 yang juga komponen masa lalu. Bahkan, banyak di antara mereka yang menjadi kaki tangan Nurdin Halid ketika berkuasa," sambung Anton.
Selain itu, Anton juga berharap ada mekanisme yang dibuat untuk memberhentikan voters yang tidak bekerja. "Harus ada mekanisme yang membuat voters yang tidak bekerja di kick out dari federasi," tegas Anton.
Video: Letjend TNI Edy Rahmayadi Terpilih Jadi Ketum PSSI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)
