medcom.id, Tangerang: Kasus kericuhan antar suporter yang menyebabkan satu fans Persita tewas, Banu Rusman dan puluhan lainya luka-luka akan diusut tuntas oleh Manajemen Persita. Manajemen Lasker Cisadane juga akan melakukan pengusutan secara internal.
Secara internal pihak manajemen Persita juga akan memeriksa suporter mereka sendiri yang terlibat dalam insiden berdarah itu.
Direktur Klub Persita, Azwan Karim, menerangkan berdasarkan pengamatan saat pertandingan dan rekaman video di berbagai media sosial, ada beberapa oknum suporter Persita melakukan aksi yang memicu timbulnya insiden kericuhan.
"Ini peringatan keras terhadap teman-teman suporter Persita karena kami tidak ingin dukungan positif mereka kepada Persita malah berubah menjadi dukungan negatif oleh oknum suporter yang tidak bertanggung jawab," tegas Azwan, Sabtu (14/10/2017) saat dikonfirmasi.
Menurut Azwan, objektivitas klub Persita menjadi center of excellence bagi pemain sepak bola Tangerang untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Selain itu juga tingkat kehadiran penonton terutama wanita dan anak dapat ditingkatkan dengan jaminan keamanan dan kenyamanan saat menyaksikan pertandingan laga sepak bola.
"Itu semua dapat terlaksana apabila situasi kondusif dan semua stakeholders bekerjasama untuk menjadikan sepak bola Tangerang excellent," kata dia.
Berdasarkan catatan manajemen Persita, pada 2017 saja, Persita sudah kehilangan tiga suporter akibat kericuhan yang terjadi di sepanjang tahun ini.
"Pada 25 Maret, Ferdian Fikri (14 tahun) suporter Persita asal Buaran Indah, Kota Tangerang tewas akibat menjadi korban penusukan. Pada 7 Agustus, Muhammad Nurfaizi (14 tahun) juga meninggal dunia setelah tertabrak mobil karena menghindari kejaran oknum suporter klub lain di Jalan Tol Jakarta-Merak, dan kemarin kami kembali berduka dengan meninggalnya Banu," ucap Azwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KRS)
