30 tahun berselang, generasi terkini The Three Lions terlihat rapuh sehingga mereka harus cepat angkat koper dari ajang Euro 2016. Maradona sedikit kecewa melihat kekuatan Inggris yang diturunkan pada Euro 2016 dan tersingkir di tangan Islandia.
“Disayangkan mereka tidak terlihat seperti biasanya,” kata Maradona dalam kolomnya yang ditulis di Times of India.
Islandia tampil apik. Meski kalah penguasaan bola yaitu 27 persen berbanding 73 persen, pasukan Daratan Es itu bermain solid dan efektif. Dari tiga percobaan yang mengarah ke gawang, dua di antaranya berbuah gol. Sementara Inggris hanya mencetak gol lewat titik penalti, dan bermain tanpa pola yang jelas.
Foto: AFP
“Islandia bermain terarah dan membuat rivalnya berlari tanpa tujuan. Inggris terus menjadi tim yang terlalu dinilai tinggi, padahal kurang dalam talenta dan lemah,” Maradona menambahkan.
Sebelum menuju putaran final Euro 2016, Islandia sebenarnya sudah memberikan sinyal kepada calon lawan-lawannya. Mereka merupakan tim yang menjungkalkan Belanda di babak kualifikasi.
Prancis, lawan yang akan dihadapi di babak perempat final harus waspada bila tidak mau menjadi korban berikur dari Islandia. Kekompakan dan semangat juang tim dari negara yang hanya berpenduduk 330 ribu jiwa itu bisa membekukan talenta tuan rumah yang dihuni pemain-pemain top seperti Olivier Giroud, Antoine Griezmann dan Paul Pogba.
“Tetapi saya akan terkejut bila Islandia mengalahkan Prancis. Negara kecil itu sejauh ini merupakan cerita tersendiri di turnamen sejauh ini,” kata Maradona.
Infografis: AFP/UEFA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIT)
