Pahlawan Sepak Bola adalah salah satu program dari Allianz yang mana mereka membuka kepada masyarakat untuk bercerita soal sosok yang menurut mereka pantas disebut pahlawan sepak bola. Bisa lewat sebuah artikel, ataupun video yang kemudian dikirimkan ke pihak Allianz.
Di tahun pertama peluncurannya, ternyata program ini mendapat sambutan yang cukup hangat dari masyarakat. Tercatat, sebanyak 326 peserta mendaftarkan pahlawan sepak bolanya. Dari jumlah tersebut, pihak Allianz kemudian mengerucutkannya menjadi sepuluh besar, kemudian menjadi tiga besar dan akhirnya menentukan satu sosok yang pantas disebut "Pahlawan Sepak Bola".
Dalam pengumuman yang dilakukan Allianz pada 5 Juli lalu, terpilihlah sosok Imam Nugraha sebagai "Pahlawan Sepak Bola". Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Parung Putra di kawasan Parung, Bogor, ini dianggap layak menjadi Pahlawan Sepak Bola berkat ketulusan dan pengorbanannya selama menjadi pelatih.
"Saya awalnya tidak tahu kalau nama saya didaftarkan. Jadi, yang mendaftarkan itu anak didik saya," ujar Imam kepada Metrotvnews.com yang juga diundang Allianz Indonesia untuk menyaksikan langsung laga Bayern Muenchen vs Chelsea di National Stadium, Singapura, 25 Juli 2017.
Baca:Allianz Ajak Nasabah Bertemu Javi Martinez dan Nonton Bayern vs Chelsea
"Saya juga juga tidak yakin bisa terpilih sebagai Pahlawan Sepak Bola. Karena harus bersaing dengan 326 peserta yang menominasikan para pemain top seperti Bambang Pamungkas, Firman Utina, hingga Cristiano Ronaldo sebagai Pahlawan Sepak Bola versi mereka," lanjutnya.
"Dan saat terpilih sebagai pemenang, saya jujur sangat terkejut dan terharu. Saya bahkan sampai menangis. Tapi bukan semata-mata karena menang, tapi karena saya merasa, masih ada pihak-pihak yang peduli dengan kami (pelatih SSB)," imbuhnya.
"Harapan saya, program ini tidak hanya tahun ini saja. Saya harap Allianz terus mengadakan program seperti ini setiap tahunnya," lanjutnya.
Awal Kisah Imam Didaftarkan Sebagai Pahlawan Sepak Bola
Seperti yang sudah diungkapkan Imam di atas, ia diikutkan dalam program "Pahlawan Sepak Bola" oleh anak didiknya, Farid Ridwan. Dalam sebuah cerita yang diberi judul "Pahlawan yang Tak Terlupakan", Farid bercerita soal sosok Imam yang tidak segan dalam membantu anak didiknya, termasuk dalam urusan materi.
Dalam ceritanya, Farid yang hanya putra dari seorang penjual nasi uduk keliling, mengaku bahwa saat menimba ilmu di SSB Parung Putra, ia tidak mampu membayar iuran sebesar Rp50.000 per bulan.
Mimpinya untuk jadi pesepak bola presional pun nyaris pupus andai tidak ada sosok Imam yang merelakan honornya yang hanya Rp300 ribu per bulan dipotong untuk bisa membantu Farid tetap menjaga mimpinya.
"Dulu, saya rela honor saya dipotong karena saya melihat Farid ini memang punya potensi untuk jadi pemain profesional. Saya merasa, sayang kalau bakat anak ini tidak disalurkan," kenang Imam.
Pengorbanan Imam pun tidak sia-sia, karena Farid mampu mengembangkan kariernya. Ia sempat terpilih masuk dalam seleksi Persija U-21, dan kini sudah menjadi pemain profesional meski masih bermain di kasta kedua sepak Bola Indonesia, Liga 2 bersama PSGC Ciamis.
Dipercaya Allianz Menyeleksi anak-anak Indonesia untuk Berlatih di Jerman
Selain mendapatkan kesempatan nonton langsung pertandingan Bayern Muenchen vs Chelsea di Singapura, Imam juga mendapatkan uang tunai dan dipercaya mendampingi mantan bintang Bayern Muenchen, Giovane Elber untuk memilih dua anak Indonesia yang sebelumnya lolos seleksi Allianz Junior Football Camp (AJFC) 2017 di Jakarta, untuk diberangkatkan ke Jerman guna menimba ilmu di akademi Bayern Muenchen.
Imam dipercaya sebagai asisten Elber dalam seleksi yang rencananya akan digelar di Bali mulai 31 Juli hingga 5 Agustus mendatang.
"Dalam seleksi ini, saya diminta untuk membantu Elber dalam memilih dua anak dari total 10 anak yang lolos seleksi di Jakarta untuk kemudian mendapatkan pelatihan di Jerman," kata Imam.
Baca juga:Demi Chelsea, Dua Fan Ini Rela Tempuh Perjalanan 11 Jam
Selain Imam Nugraha, Allianz juga mengajak satu sosok inspiratif lainnya untuk menyaksikan pertandingan Bayern Muenchen vs Chelsea di Singapura. Sosok tersebut adalah Al Ajri yang dipilih sebagai "Duta Pahlawan Sepak Bola Allianz".
Tak kalah dengan Imam, Al Aljri juga memiliki ketulusan yang luar biasa dalam misinya mengembangkan sepak bola di Indonesia. Pria berusia 55 tahun ini dipilih atas dedikasinya dalam membangun Sekolah Sepak Bola (SSB) Persigawa (Perkumpulan Sepak Bola Indonesia Gawang) sejak 1987 hingga saat ini bisa berkembang dan memiliki lima cabang yang tersebar di kawasan Jakarta, Bogor dan Purwakarta.
"Saya bersyukur sekali, artinya tuhan tidak tinggal diam. Usaha dan kerja keras kami dalam membina anak-anak akhirnya mendapat apresiasi, walaupun seharusnya yang memberikan penghargaan semacam ini bukannya dari pihak swasta (Allianz) melainkan dari federasi," ujar Al Ajri yang mengaku baru pertama kali merasakan pergi ke luar negeri.
Di akhir obrolan dengan Metrotvnews.com, Al Ajri dan Imam kompak menuturkan harapannya agar pelatih dan Sekolah-Sekolah Sepak Bola (SSB) yang saat ini menjamur di Indonesia memiliki visi-misi yang sama, yakni mencetak pemain-pemain hebat yang bisa membanggakan Indonesia. Bukan hanya terfokus pada bagaimana cara membuat SSB mereka besar.
Mereka juga berharap agar PSSI dan seluruh pihak yang berkepentingan menaruh perhatian serius terhadap sepak bola, khususnya sekolah-sekolah Sepak Bola demi terciptanya bibit-bibit unggul pemain yang bisa menjadi kebanggaan negara di masa depan.
Video:Muenchen Menang Tipis atas Chelsea 3-2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)