Malabo: Piala Afrika 2015 menelan korban jiwa. Tiga orang fan harus tewas usai sebuah granat meledak di sebuah bar.
Polisi di Ibu Kota Guiena, Conakry, mengonfirmasi bahwa telah terjadi sebuah ledakan di sebuah bar saat laga Guinea kontra Pantai Gading yang berkesudahan 1-1 pada Selasa, 20 Januari lalu.
Ledakan yang diduga berasal dari sebuah granat itu menewaskan tiga orang fan Guniea yang tengah menggelar nonton bareng di bar tersebut. Sementara itu belasan fan lain yang turut menyaksikan pertandingan tersebut mengalami luka-luka.
Dugaan awal pihak kepolisian setelah melakukan investigasi di tempat kejadian perkara, ledakan ini dilakukan dengan sengaja. Namun, polisi masih mendalami apa yang menjadi motif di balik peledakan itu.
"Itu adalah ledakan disengaja karena dia sendiri (pelaku) terluka parah," ujar juru bicara kepolisian, Mamadou Alpha Barry kepada AFP.
Seorang saksi mata mengatakan, ledakan itu terjadi secara tiba-tiba. Suara ledakannya juga sangat keras.
"Ketika granat meledak, saya pikir itu karena hubungan arus pendek listrik, tapi suaranya terlalu keras dan ada banyak asap. Untungnya, seluruh keluarga saya tidak menonton di sana. Jika mereka di sana, mereka mungkin telah tewas," katanya.
Kejadian ini tentunya disayangkan banyak pihak, salah satunya kapten tim Guinea, Kamil Zayatte. Dia merasa, kejadian tersebut telah membuat fans dari negara lain yang datang menjadi tidak merasa aman.
"Kami ingin memberikan orang-orang perasaan gembira setelah pulang ke rumah, dan kami mendengar seluruh masyarakat berpesta menyambut hasil ini (imbang 1-1 kontra Pantai Gading). Tapi, beberapa saat kemudian kami mendengar ada pendukung kami yang meninggal. Itu tentu kabar yang tidak mengenakkan," ujarnya.
Guinea hampir tanpa dukungan pada Piala Afrika 2015 yang digelar di Equatorial Guinea. Sementara itu, tiga tim pesaing mereka di Grup D memiliki basis pendukung yang cukup besar.
Pantai Gading sebagai salah satu tim favorit memiliki basis fan paling besar. Itu terlihat ketika fans dengan baju oranye (khas Pantai Gading) memadati setiap sisi stadion. Sementara itu, Kamerun mendapat dukungan dari 3000 fans, sedangkan Mali memiliki fan yang diperkirakan berjumlah 4.000.
Saat ini, persaingan di Grup D masih cukup sengit. Dari satu pertandingan yang dimainkan, keempat tim mengoleksi poin identik, yakni satu. (Goal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)