Namun, geliat dunia Si Kulit Bundar yang dinamis membuat predikat legenda yang disandang seorang pemain tak banyak memberikan jaminan rasa aman. Bahkan tak jarang seorang legenda pun bisa dicampakkan timnya begitu saja jika dinilai sinarnya sudah meredup.
Tuntutan sebuah klub untuk tetap menjadi yang terbaik membuat mereka tak segan mendepak pemainnya yang telah dianggap sebagai seorang legenda. Pada era sepak bola modern, nama Raul Gonzalez dan Alessandro Del Piero merupakan bukti predikat legenda tak membuat mereka dihormati klubnya hingga pengujung kariernya.
Berikut enam legenda lapangna hijau yang dicampakkan timnya:
1. Diego Maradona

(BON ISHIKAWA / AFP)
Diego Armando Maradona telah dicap sebagai dewa oleh masyarakat Naples setelah tiba dari Barcelona pada 5 Juli 1984. Sepanjang kariernya di Napoli, Maradona bermain sebanyak 188 penampilan dan mencetak 81 gol.
Klub Neapolitan itu pun dibawanya menjadi salah satu klub elite Italia dengan mempersembahkan dua gelar Scudetto pada 1986--1987 dan 1989--1990. Maradona pun sempat memberikan gelar Eropa pertama Napoli dengan memenangi Piala UEFA 1988--1989.
Sayang, kehidupan kelamnya terjerumus kokain membuat Maradona tenggelam dan harus menjalani sanksi 15 bulan larangan tampil. Napoli pun memutuskan memberhentikan Maradona pada 1991, yang kemudian membuatnya memutuskan bergabung dengan Sevilla pada 1992.
2. Alessandro Del Piero
.jpg)
(GIUSEPPE CACACE / AFP)
Juventus sangat beruntung menemukan talenta tersembunyi yang dimiliki klub Serie-B, Padova pada 1993. Alessandro Del Piero langsung menjelma menjadi Pangeran Turin dan tak gentar bersaing dengan nama besar macam Gianluca Vialli dan Fabrizio Ravanelli.
Penampilannya itu pun membuat Del Piero diwarisi nomor keramat 10 dari Roberto Baggio yang memutuskan hengkang. Usai itu, Del Piero kian menjelma menjadi legenda Juventus dengan mempersembahkan enam gelar Serie-A, satu gelar Liga Champions, dan satu Piala Super Eropa.
Ia pun menjadi pemegang caps terbanyak Juventus dengan 705 penampilan, serta pencetak gol terbanyak dengan 290 gol. Sayang, apa yang telah diraihnya bagi Bianconeri tak membuat klub ingin mempensiunkannya di Turin.
Juventus membuangnya ke Sydney FC setelah memutuskan tak memperpanjang kontrak Del Piero pada 5 September 2012. Saking cintanya kepada Juventus, Del Piero pun menuliskan pesan emosional kepada para fan sehari sebelum keberangkatannya ke Australia.
3. Raul Gonzalez

(DANI POZO / AFP)
Tak ada yang lebih menyedihkan dari nasib sang pangeran Madrid, Raul Gonzalez Blanco. Sosok Raul sangat diagungkan publik Santiago Bernabeu karena telah memberikan banyak gelar dan meraih prestasi pribadi bersama Los Blancos.
Enam gelar La Liga dan tiga gelar Liga Champions merupakan sedikit bukti sahih yang diberikannya sejak bergabung ke tim senior Madrid pada 1994 lalu. Total, Raul telah bermain sebanyak 741 laga dan mencetak 323 gol bagi Los Blancos hingga pengujung kariernya di Madrid.
Sayang, cedera yang lama mendekapnya di musim 2009--2010 membuat Madrid memutuskan melepasnya pada 25 Juli 2010. Schalke 04 menjadi pelabuhan selanjutnya Raul musim 2010--2012, sebelum pindah ke Al Sadd pada 2012--2014, dan pensiun di New York Cosmos pada 2015.
4. Jari Litmanen

(VREEKER / KLUITERS / ANP / AFP)
Namanya tak sementereng ketika membela negaranya, Finlandia, yang memang prestasinya kurang mencolok. Namun, tak ada yang meragukan kapasitan Jari Olavi Litmanen sebagai gelandang serang ketika membela sebuah klub.
Ia menjadi pemain Finlandia pertama yang berhasil mengangkat trofi Liga Champions pada musim 1994--1995 bersama Ajax Amsterdam. Litmanen pun menjadi salah satu bintang penting Ajax bersama Edwin Van Der Saar, Frank de Boer, Frank Rijkaard, hingga Marc Overmars pada periode tersebut.
Kegemilangannya membawa Litmanen dipinang raksasa Spanyol, Barcelona pada musim panas 1999. Ia bereuni kembali dengan Louis van Gaal setelah menuai sukses bersama Ajax.
Sayang, kariernya langsung redup bersama tim Katalan karena diterpa cedera. Setelah menjalani musim yang buruk, Van Gaal pun didepak Barcelona bersamaan dengan dibekukannya Litmanen dari skuat inti dan kehilangan nomor keramat 10 yang harus diberikannya kepada Rivaldo.
5. Pele

(Miguel Schincariol / AFP)
Pemilik nama asli Edson Arantes do Nascimento ini adalah legenda hidup Timnas Brasil dan Santos. Sayang, Pele seperti tak mendapat perlakuan yang semestinya, terutama oleh Santos, meski segudang prestasi dan gelar telah dipersembahkannya.
Pele yang kala itu sudah mendekati masa pensiun pada 1974 seolah tak diberikan perlakuan layak, seperti masuk jajaran manajemen Santos. Padahal, Pele tehitung telah bermain bagi Santos sejak 1956 hingga 1974 dengan 638 caps dan 619 gol, serta memberikan enam gelar liga, dua Piala Libertadores, dan masih banyak lagi.
Kekecewaan Pele pun dijawabnya dengan bergabung bersama New York Cosmos di Liga Amerika Utama (NSAL) setahun kemudian. Ia menyatakan bergabung sembari bersiap pensiun dan memilih bergabung dengan Cosmos untuk menarik perhatian publik Amerika terhadap sepak bola yang kalah tenar dengan olah raga lainnya.
6. Gabriel Batistuta

(ADRIAN DENNIS / AFP)
Nasib nahas pun harus dialami legenda Fiorentina, Gabriel Omar Batistuta. Publik Firenze bahkan membuatkannya patung di pinggir lapangan Stadion Artemio Franchi setelah apa yang sudah diberikan Batigol kepada klub yang identik dengan warna ungu tersebut.
Striker yang terkenal dengan tembakan roketnya ini berjasa membawa La Viola promosi ke Serie-A usai memenangi Serie-B pada 1993--1994. Batistuta yang mengantongi 269 laga dan mencetak 168 gol bahkan mempersembahkan gelar Coppa Italia 1995--1996 dan Piala Super Italia 1996, serta membawa Fiorentina berkompetisi di Liga Champions dan Piala Winners.
Sayang, Batigol tak mendapat perlakuan semestinya setelah apa yang diberikannya kepada Fiorentina. Cedera yang membuatnya absen lebih dari sebulan, membuat pelatih baru Giovanni Trapattoni memutuskan tak memakai jasanya lagi.
Ia pun dilepas ke AS Roma musim 2000--2001 dengan menyetujui kontrak berdurasi tiga tahun. Langkah Batigol itu sekaligus membungkam Fiorentina, karena pada musim itu Roma berhasil meraih Scudetto, gelar yang didambakan Fiorentina sejak promosi ke Serie-A.
Video:Antoine Griezmann Cetak Gol ke-100 di La Liga Spanyol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)