medcom.id, Sarajevo: Meski belum pernah tampil di turnamen major sejak meraih kemerdekaan pada 1992, sejatinya Bosnia-Herzegovina tidak bisa dipandang enteng.
Keberhasilan tim berjuluk Zmajevi (para Naga) itu lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 dengan predikat sebagai juara Grup G pada babak kualifikasi zona Eropa lalu bisa menunjukkan kualitas mereka Apalagi sebagian besar pemain negara pecahan Yugoslavia itu bermain di luar negeri. Dengan pengalaman mereka itu, bukan tidak mungkin Bosnia bakal menghadirkan kejutan di Brasil nanti.
Arsitek Zlatni Ljiljani (the Golden Lilies), julukan lain timnas Bosnia-Herzegovina, Safet Susic, bahkan sangat berambisi untuk mengantarkan timnya lolos ke babak 16 besar di Brasil. Dengan mengandalkan duet maut Edin Dzeko dan Vedad Ibisevic, ia optimistis bisa lolos dari babak penyisihan grup.
“Kami harus punya target dan target kami ialah mencoba lolos ke babak kedua, untuk kemudian lolos ke 16 besar,“ tegas Susic.
Diakuinya, sebagai pendatang baru di turnamen empat tahunan itu, timnya memang hanya diposisikan sebagai underdog. Namun, justru dengan status itu mereka lebih termotivasi untuk membuat kejutan. Di Brasil, Bosnia tergabung di Grup bersama mantan juara Argentina, Nigeria, dan Iran. Dari keempat tim itu, Argentina dan Nigeria disebutsebut sebagai tim yang paling berpeluang lolos dari babak penyisihan grup.
Susic tidak memungkiri Argentina memang menjadi tim yang paling berpeluang lolos ke babak kedua. Namun, setelah Argentina, posisinya ada di urutan terdepan yang paling berpeluang.
“Kami datang ke Brasil bukan untuk jadi turis atau membuat catatan. Kami akan sukses dan maju sejauh-jauhnya. Saya percaya kami akan berada di antara 16 tim terbaik di Brasil nanti,“ kata Susic lagi. Tekad serupa dikatakan kiper Asmir Begovic. Pemain yang lebih memilih Bosnia ketimbang Kanada itu menyebut Piala Dunia ialah turnamen yang sangat bergengsi dan langka. Karena itu, mereka harus memaksimalkannya ketika ada di dalamnya.
“Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak bisa bersaing dengan tim-tim lain. Kami sudah buktikan itu di babak kualifikasi,“ tegasnya.
Pernyataan Begovic itu memang tidak berlebihan. Dari 10 laga yang mereka mainkan di babak kualifikasi, Zmajevi sukses memenangi 8 pertandingan, sedangkan sisanya 1 kali kalah dan 1 kali seri.
Dengan konsep permainan menyerang yang diusung Susic, Bosnia bahkan menjadi tim keempat yang paling rajin mencetak gol setelah Jerman, Belanda, dan Inggris. Mereka tercatat 30 kali memasukkan dan hanya kemasukan 6 gol.
Meski begitu, Susic tidak memungkiri timnya masih punya kelemahan itu. Salah satunya ialah keterbatasan pemain dan sering kehilangan bola.
Untuk lini depan, misalnya, mereka hanya punya dua pemain Dzeko dan Ibisevic. Keduanya bahkan selalu ber main di babak kualifikasi lalu. Pertanyaannya ialah bagaimana jika salah satu dari mereka atau bahkan kedua-duanya cedera atau diskors karena akumulasi kartu?
“Itu memang masalah, tapi tidak seberapa. Saya tidak peduli apakah dapat dukungan dari para pemain atau tidak, yang pasti kami bukan untuk menjadi turis di Brasil nanti,“ tegas Susic.
Lebih lanjut, Susic bahkan mengaku punya resep khusus untuk menghadapi Argentina di laga pertamanya pada 15 Juni nanti di Estadio Jornalista Mario Filho, Rio De Janeiro, terutama untuk meredam bintang andalan La Albiceleste Lionel Messi.
“Kami akan mengandalkan Muhamed Besic untuk membayang-bayangi Lionel Messi. Ia mungkin menjadi satu-satu pemain kami yang dapat menghentikan Messi,“ ujarnya.
Menurut rencana, tim Bosnia akan melakukan serangkaian uji coba di Amerika Serikat mulai besok. Di antaranya mereka akan menghadapi Pantai Gading pada 30 Mei dan Meksiko empat hari kemudian. (Berbagai sumber/Achmad Maulana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NAV)
