medcom.id, Salvador: Kapten Kamerun Samuel Eto'o membela diri mengenai perannya dalam aksi mogok yang dilakukan para pemain tim asal Afrika itu menjelang keberangkatan mereka ke Brasil. Aksi itu memancing kemarahan warga Kamerun dengan sebuah surat kabar bahkan menyebut aksi para pemain itu sebagai pengkhianatan.
Dalam surat terbuka yang dialamatkan kepada warga Kamerun, Eto'o menyebut aksi mogok tersebut termasuk menolak menerima bendera dari perdana menteri dilakukan sebagai upaya perbaikan yang akan menguntungkan generasi mendatang pemain Kamerun.
"Saya berjuang untuk apa yang saya anggap pantas, hak bagi rekan setim saya menerima bonus agar mereka bisa memberikan yang terbaik untuk negara mereka," ujar Eto'o menjelang laga melawan Meksiko.
"Namun, akhirnya semua berakhir dengan baik. Saya harap siapa pun yang merasa tersinggung dengan aksi kami bisa memaafkan kami," ujar penyerang berusia 33 tahun itu.
Media massa Kamerun melancarkan serangan terhadap para pemain timnas Kamerun dan menyebut mereka pengkhianat. Kemarahan terbesar terjadi terkait penolakan para pemain menerima bendera dari Perdana Menteri Philemon Yang di akhir laga pemanasan melawan Moldova di Yaounde, (7/6).
Saat para pemain menolak meninggalkan ruang ganti untuk menerima bendera itu, pelatih Kamerun asal Jerman Volker Finke ke luar untuk menerima bendera itu. (Reuters)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BAS)