medcom.id, Sarajevo: Setelah sukses mengantarkan Bosnia-Herzegovina lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 dan membantu klubnya, Manchester City, menjuarai Liga Primer Inggris, pemain kelahiran Sarajevo, Bosnia Herzegovina, pada 17 Maret 1986 itu kini punya misi lain, yakni memberi kebanggaan bagi negaranya di Brasil.
“Saya bangga dengan kenyataan itu, tapi saya lebih bangga lagi ketika tahu bahwa cita-cita saya membantu negara saya di turnamen besar sukses,“ ujar mantan pemain Wolfsburg itu.
“Cita-cita saya tidak akan berarti apa-apa jika tidak lolos kualifikasi Piala Dunia di Brasil. Setelah meraih kesuksesan di klub, kini saatnya bagi saya untuk fokus ke Piala Dunia,“ imbuhnya.
Berbeda dengan di klubnya yang lebih sering diposisikan sebagai pemain cadangan, di timnas posisi Dzeko nyaris tidak tergantikan. Bersama duetnya, Vedad Ibisevic, Dzeko bahkan selalu menjadi tumpuan serangan Bosnia.
Tidak mengherankan jika dia sudah mengemas 33 gol dari 58 pertandingan yang dimainkan bersama Bosnia. Dengan sokongan gelandang serbabisa yang kini bermain untuk AS Roma, Miralem Pjanic, Dzeko memang sangat diharapkan publik Bosnia-Herzegovina untuk bisa memberikan prestasi bagi timnas.
Namun, tentu saja ia butuh bantuan rekan-rekan setimnya. Tanpa mereka, semua usahanya akan sia-sia. “Tentu saya butuh bantuan rekanrekan setim saya. Zvjedan Misimovic misalnya. Kami pernah bekerja sama di Wolfsburg dan itu memudahkan kami saat tergabung di timnas karena kami sudah saling memahami.“
“Saya juga sering mengatakan saya bukan super-substitute. Seperti pemain lain, saya juga suka mencetak gol meski saya lebih suka melihat tim saya memetik kemenangan. Sepak bola ialah olahraga tim,“ ungkapnya.
Diakuinya, menjadi negara yang baru pertama kali tampil di Piala Dunia memang membuat bangga sekaligus miris. Tidak sedikit orang yang memandang rendah mereka. Oleh sebab itu, ia dan rekan-rekannya bertekad untuk membuka mata dunia bahwa Bosnia-Herzegovina tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka akan membuktikan anggapan sebagian orang bahwa mereka hanya tim pelengkap penderita ialah salah besar.
“Ini Piala Dunia pertama kami dan kami memang tidak punya cukup pengalaman dengan turnamen besar yang bisa menjadi handicap. Namun, itu justru menambah motivasi kami,“ tegasnya. (Berbagai sumber/Achmad Maulana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NAV)
