medcom.id: Spanyol yang menjadi salah satu tim terfavorit Piala Dunia ternyata harus siap-siap angkat kaki dari tanah Brasil. Sang juara bertahan kalah telak 0-2 dari Cile di Rio de Jainero, Kamis (19/6/2014) dini hari WIB. Ini merupakan pukulan terberat Spanyol sepanjang mengikuti turnamen internasional.
Betapa tidak? Spanyol sebelumnya telah menorehkan prestasi yang gemilang setelah memborong gelar Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Ketiga mahkota itu bisa dikatakan sebagai era keemasan bagi tim Matador.
Namun, masa kejayaan bagi Spanyol kandas begitu saja oleh tim asal Amerika Latin. Sepanjang pertemuan Spanyol dengan Cile, ada satu titik yang menjelaskan bahwa Arturo Vidal dan kawan-kawan telah mempelajari trik tiki-taka yang identik dengan gaya permaianan ala Spanyol itu.
Jika kita menengok enam tahun silam, pada laga persahabatan Spanyol melawan Cile, anak-anak asuhan Vicente del Bosque menang 3-0 atas Cile. Itu pastinya akan memberikan pelajaran berharga bagi pelatih Cile. Sampaoli untuk memperbaiki struktur kembali tempo permainan timnya.
Belum lagi, Cile harus menelan pil pahit melawan Brasil di laga persahabatan. Kekalahan dari dua pertandingan persahabatan itu merupakan cambukan terberat bagi Alexis Sanches dan kawan-kawan.
Pada laga selanjutnya, Cile mengalami perkembangan secara bertahap. Pada Piala Dunia 2010, Spanyol hanya bisa menekuk Cile dengan skor 2-1. Hasil laga itu dapat menjadi pertanda bahwa Cile mulai memahami gaya permainan Alonso dan kawan-kawan.
Jika ditelisik lebih lanjut, Spanyol masih memakai para pemain yang berasal dari klub raksasa Barcelona. Seperti yang kita ketahui, bahwa di klub tersebut juga terdapat salah satu pemain asal Cile Alexis Sanchez yang kemungkinan memahami gaya penerapan tiki-taka negara Spanyol tersebut.
Kebangkitan tim Cile itu mulai terasa saat menjalani persiapan Piala Dunia. Tim yang diarsiteki Sampaoli itu ternyata mampu menahan imbang 2-2 atas Spanyol. Ini merupakan bukti perkembangan yang cukup pesat bagi tim La Roja--Julukan bagi timnas Cile--hingga akhirnya bisa menumbangkan Spanyol pada Piala Dunia tahun ini.
Pada Pertandingan Spanyol vs Cile, secara statistik tim Spanyol lebih unggul dari tim Cile. Spanyol dapat menguasai bola selama pertandingan sebanyak 61%. Seharusnya Spanyol memiliki peluang lebih banyak gol ketimbang Cile yang hanya mampu menguasai bola sebanyak 39%.
Memang, selama laga berlangsung, Pelatih Vicente del Bosque tidak mengeluarkan kekuatan penuh untuk tim Spanyol. Ia mencadangkan pemain kunci untuk posisi tengah lapangan Xavi Hernandez dan juga pertahanan kunci di lini belakang, Gerard Pique pada babak pertama.
Tapi sebaliknya, skuat Cile menunjukkan kekuatan penuhnya dengan menampilkan pemain unggulan dari negeri tersebut Alexis Sanchez dan Arturo Vidal.
Hasilnya, pertahanan Spanyol mudah dirobek oleh serangan mematikan yang diberikan Eduardo Vargas (20') dan Charles Aranguiz (43'). Lengahnya tim Spanyol pada lini pertahanan menjadi kado istimewa bagi Cile untuk mencetak dua gol. Itu seharusnya menjadi pelajaran bagi tim sekelas dunia untuk terus memantau pertahanan di lini belakang.
Tak hanya sang juara Spanyol saja yang pernah terjadi hal seperti ini. Italia saja pernah mengalami hal serupa saat menjuarai Piala Dunia 1938, 12 tahun kemudian, Italia tumbang di babak penyisihan saat melawan Swedia 2-3.
Hal serupa juga pernah dialami tim Ayam jantan--julukan Prancis. Setelah menjuarai Piala Dunia 1998, Zidane dan kawan-kawan harus tertunduk lemas saat dikalahkan Denmark di Piala Dunia 2002. Jadi, hampir di setiap tim-tim yang terfavorit pernah mengalami kejadian serupa.
Semestinya, ini bisa menjadi pelajaran yang dapat dipetik bagi tim Spanyol agar kedepannya lebih memperhatikan lini pertahanan dan tidak menyepelekan lawan-lawan yang akan dihadapi pada turnamen Internasional seperti itu. Selamat tinggal, sang juara bertahan Spanyol. (Christ Saputra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NAV)